Presiden RI Joko Widodo mengapresiasi adanya upaya sektor industri swasta untuk turut mengembangkan sektor pendidikan Indonesia, khususnya kerjasama yang dilakukan dengan pihak sekolah. Hal itu diungkapkan orang nomor satu di Indonesia ini ketika meninjau Laboratorium Ritel yang dihibahkan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart Alfamidi) untuk dikelola pihak sekolah SMKN 1 Tempel, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (4/1/17). "Saya kira ini Alfamart Class bagus. Kita memang butuh program besar untuk merombak program kejuruan kita. Hal seperti itu yang kita inginkan. Kita bekerjasama dengan industri swasta seperti ini jadi bisa dilakukan training. Mulai dari penataan barang, melayani konsumen dan cara memasarkan produk," katanya usai berbincang dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy dan Corporate Affair Director Alfamart, Solihin. Selain meninjau laboratorium ritel Alfamart Class tersebut, kedatangan presiden ini juga dalam rangka membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada ribuan siswa di Yogyakarta. Solihin mendukung pernyataan Presiden Jokowi bahwa peran swasta sangat dibutuhkan untuk menyiapkan kemampuan SDM generasi muda bangsa khususnya di bidang pendidikan. Ia menambahkan, sebagai perusahaan ritel yang hadir di tengah masyarakat, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk selalu menjalankan program tanggung jawab sosial berkelanjutan, salah satunya melalui program pendidikan ritel bagi siswa SMK, Alfamart Class. “Program yang telah berjalan sejak 2011 ini diharapkan dapat menciptakan lulusan SMK yang memiliki daya saing tinggi, terampil, dan siap bekerja di lingkungan perusahaan. Khususnya di industri ritel, dengan berbagai kompetensi yang telah dimiliki,” jelas Solihin. Melalui program tersebut, tambahnya, Alfamart bekerja sama dengan SMK yang memiliki jurusan bisnis atau manajemen pemasaran. Perusahaan lalu melakukan sinkronisasi kurikulum pendidikan ritel, memberikan pelatihan kepada tenaga pengajar dan siswa. Selain itu, perusahaan juga menghibahkan Laboratorium Ritel sebagai media praktik belajar siswa di sekolah. Solihin mengatakan, hingga 31 Januari 2017 Alfamart telah bekerja sama dengan 145 SMK di tanah air dan menghibahkan Laboratorium Ritel kepada 114 SMK sebagai media praktik belajar siswa. "Ini salah satu upaya perusahaan dalam menciptakan keselarasan program pendidikan dengan kebutuhan industri ritel melalui transfer knowledge dan praktik pembelajaran yang komprehensif. Apalagi kebutuhan tenaga kerja di industri ritel terbilang besar. Setiap tahunnya, Alfamart banyak menerima lulusan dari jenjang pendidikan SMA/SMK,” papar Solihin. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy mengatakan program Alfamart Class ini sebagai contoh bahwa pendidikan di SMK saat ini butuh lebih banyak praktik langsung. "Ini contohnya. Bagus kalau langsung dimasukkan ke kurikulum. Jadi pendidikan nantinya sebagian besar akan praktik langsung. Sedikit teori. Kerjasama di dunia usaha akan kita perbanyak," katanya. Mereka yang mengikuti program Alfamart Class dapat langsung bekerja di Alfamart. Selain itu, berbekal pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh, lulusan Alfamart Class juga bisa membuka usaha ritel secara mandiri. Kepala SMKN 1 Tempel, Sleman, Nunung Sulastri, menyambut baik kerjasama program Alfamart Class ini. Menurutnya, sinkronisasi kurikulum pendidikan di jenjang SMK dengan kompetensi yang dibutuhkan industri sangat diperlukan. Para siswa program ini dibekali dengan berbagai kompetensi seperti pengetahuan produk, transaksi dan administrasi penjualan, ketersediaan produk, prosedur kerja, kerjasama tim hingga pelayanan pelanggan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Jokowi - SMK Harus Lebih Banyak Praktiknya(Alfamart Class)"
Post a Comment